Mungkinkah
di udara terdapat bakteri, virus, spora jamur dan sebangsanya? Maka jawabannya
ya! Bahkan banyak. Artikel berikut akan membahasa tentang mikroba yang mungkin
ada di udara yang tiap hari kita hirup.
Atmosfer
tersusun atas 2 lapisan utama yaitu troposfer dan stratosfer. Troposfer
tersusun atas lapisan laminar, lapisan turbulen, lapisan friksi luar, dan
lapisan konveksi. Atmosfer mengandung partikel-partikel yang disebut sebagai
aerosol, salah satu komponen aerosol yaitu bioaerosol yang terdiri antara lain
mikroba dan pollen (Sofa, 2008).
Sebenarnya
tidak benar-benar ada organisme yang hidup di udara, karena organisme tidak
dapat hidup dan terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara
terdiri atas organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa
serta pada partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya menimbulkan bakteri
di udara. Batuk dan bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel
udara). Kebanyakan partikel dalam aerosol biologi terlalu besar untuk mencapai
paru-paru, karena partikel-partikel ini tersaring pada daerah pernapasan atas.
Sebaliknya, partikel-partikel yang sangat kecil mungkin mencapai tapak-tapak
infektif yang berpotensi. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan
mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan
udara (Volk & Wheeler, 1989).
Mikroba
di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium tempat
mikroorganisme tumbuh, tetapimerupakan pembawa bahan partikulat debu dan
tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba. Untuk mengetahui
atau memperkirakan secara akurat berapa jauh pengotoran udara sangat sukar
karena memang sulit untuk menghitung organisme dalam suatu volume udara. Namun
ada satu teknik kualitatif sederhana, menurut Volk & Wheeler (1989) yaitu
mendedahkan cawan hara atau medium di udara untuk beberapa saat. Selama waktu
pendedahan ini, beberapa bakteri di udara akan menetap pada cawan yang
terdedah. Semakin banyak bakteri maka bakteri yang menetap pada cawan semakin
banyak. Kemudian cawan tersebut diinkubasi selama 24 jam hingga 48 jam maka
akan tampak koloni-koloni bakteri, khamir dan jamur yang mampu tumbuh pada
medium yang digunakan.
Jumlah
dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi sesuai dengan
lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Daerah yang berdebu hampir
selalu mempunyai populasi mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya
hujan, salju atau hujan es akan cenderung mengurangi jumlah organisme di udara
dengan membasuh partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu. Jumlah
mikroorganisme menurun secara menyolok di atas samudera, dan jumlah ini semakin
berkurang pada ketinggian (altitude) yang tinggi (Volk & Wheeler, 1989).
Menurut
Irianto (2002), jumlah mikroorganisme yang mencemari udara juga ditentukan oleh
sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya dari saluran pernapasan manusia
yang disemprotkan melalui batuk dan bersin, dan partikel-partikel debu, yang
terkandung dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikan, dan
dalam “inti tetesan” yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran
kecil menguap. Organisme yang memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa
meter atau beberapa kilometer; sebagian segera mati dalam beberapa detik,
sedangkan yang lain dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu,
berbulan-bulan, bahkan lebih lama lagi. Nasib akhir mikroorganisme yang berasal
dari udara diatur oleh seperangkat rumit keadaan di sekelilingnya (termasuk
keadaan atmosfer, kelembaban, cahaya matahari dan suhu), ukuran partikel yang
membawa mikroorganisme itu, serta ciri-ciri mikroorganismenya terutama
kerentanannya terhadap keadaan fisik di atmosfer.
Kandungan
mikroba di dalam udara
Meskipun
tidak ada mikroorganisme yang mempunyai habitat asli udara, tetapi udara di
sekeliling kita sampai beberapa kilometer di atas permukaan bumi mengandung
berbagai macam jenis mikroba dalam jumlah yang beragam.
a.
Udara di dalam ruangan
Tingkat
pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti laju ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta taraf kegiatan
orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme dapat terhembuskan
dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut misalnya selama bersin, batuk dan
bahkan saat bercakap-cakap. Titik-titik air yang terhembuskan dari saluran
penapasan mempunyai ukuran yang beragam dari mikrometer sampai milimeter.
Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang rendah
tinggal di udara sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera jatuh
ke lantai atau permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini kadang-kadang akan
berada dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut.
b.
Udara di luar atmosfer
Permukaan
bumi, yaitu daratan dan lautan merupakan sumber dari sebagian besar
mikroorganisme yang ada dalam atmosfer. Angin menimbulkan debu dari tanah,
kemudian partikel-partikel debu tersebut akan membawa mikroorganisme yang
menghuni tanah. Sejumlah besar air dalam bentuk titik-titik air memasuki
atmosfer dari permukaan laut, teluk, dan kumpulan air alamiah lainnya. Di
samping itu, ada banyak fasilitas pengolahan industri, pertanian, baik lokal
maupun regional mempunyai potensi menghasilkan aerosol berisikan
mikroorganisme. Beberapa contoh antara lain,
·
Penyiraman air irigasi tanaman pertanian atau daerah hutan dengan limbah air.
·
Pelaksanaan penebahan air skala besar.
·
Saringan “tricling-bed” di pabrik-pabrik pembersih air.
·
Rumah pemotongan hewan dan peleburan minyak.
Alga,
protozoa, khamir, kapang, dan bakteri telah diisolasi dari udara dekat
permukaan bumi. Contoh mengenai jasad-jasad renik yang dijumpai di atmosfer
kota diperlihatkan pada tabel berikut:
Tinggi
(meter)
|
Bakteri (genus)
|
Cendawan (genus)
|
1.500 – 4.500
|
Alcaligenes
Bacillus
|
Aspergillus
Macrosporium
Penicillium
|
4.500 – 7.500
|
Bacillus
|
Aspergillus
Clasdosporium
|
7.500 – 10.500
|
Sarcina
Bacillus
|
Aspergillus
Hormodendrum
|
10.500 – 13.500
|
Bacillus
Kurthia
|
Aspergillus
Hormodendrum
|
13.500 – 16.500
|
Micrococcus
Bacillus
|
Penicillium
|
Sumber:
Irianto (2002)
Contoh
udara tersebut diambil dari daerah perindustrian selama jangka waktu beberapa
bulan. Bagian terbanyak dari mikroba yang berasal dari udara adalah spora
kapang, terutama dari genus Aspergillus. Di antara tipe-tipe bakteri
yang ditemukan ada bakteri pembentuk spora dan bukan pembentuk spora, basilus
Gram positif, kokus Gram positif, dan basilus Gram negatif.
Komposisi
udara
Komposisi
baku udara yang kita hisap setiap saat, sudah diketahui sejak lama. Walaupun
begitu, seiring dengan semakin kompleksnya masalah pencemaran udara, maka
komposisi tersebut banyak yang berubah, khususnya karena dalam udara banyak
komponen-komponen baru ataupun asing yang masuk.
Dari
data-data yang sudah ada, komposisi baku udara tersebut tersusun oleh
komponen-komponen kimia antara lain, Nitrogen, Oksigen, Argon, CO2,
Neon, Helium, metan, Kripton, N-Oksida, Hidrogen dan Xenon. Akan tetapi selain
komponen-komponen kimia tersebut masih terdapat juga komponen lain yang
bersifat hidup, yang pada umumnya berbentuk mikroba (Suriawiria, 1985).
Kelompok
kehidupan di udara
Kelompok
mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri,
jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup
tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam
bentuk generatif (umumnya spora).
Menurut
Suriawiria (1985), pencegahan kehadiran mikroba baik secara fisik ataupun kimia
yang dapat dilakukan, yaitu:
·
Secara fisik dengan penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek (umumnya sinar
UV) sebelum dan sesudah tempat dipergunakan, ataupun dengan cara penyaringan
udara yang dialirkan ke dalam tempat atau ruangan tersebut.
·
Secara kimia dengan penggunaan senyawa-senyawa yang bersifat membunuh mikroba,
baik dalam bentuk larutan alkohol (55-75%), larutan sublimat, larutan AMC (HgCl2
yang diasamkan), dan sebagainya.
Kelompok
mikroba yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkan
kehadirannya melalui udara, umumnya disebut jasad kontaminan (hal ini
mengingat apabila suatu benda/substrat yang ditumbuhinya dinyatakan sebagai
substrat yang terkontaminasi). Adapun kelompok mikroba yang termasuk dalam
jasad kontaminan antara lain adalah:
1.
Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Sarcina dan sebagainya.
2.
Jamur: Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan
sebagainya.
3.
Ragi: Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya.
Banyak
jenis dari jamur kontaminan udara yang bersifat termofilik, yaitu jamur yang
tahan pada pemanasan tinggi di atas 800C, misal selama suatu
benda/substrat sedang disterilkan. Ketahanan ini umumnya kalau mereka sedang
berada di dalam stadia/ fase spora. Ini terbukti bahwa walaupun suatu
substrat/media sudah disterilkan, tetapi di dalamnya setelah melewati waktu
tertentu kemudian tumbuh dan berkembang pula bakteri ataupun jamur tanpa
diharapkan sebelumnya (Suryawiria, 1985).
Ruangan
tempat pembedahan di rumah-rumah sakit sangat dihindari sekali kehadiran
mikroba kontaminannya. Karenanya ruangan tersbut akan di jaga kebersihannya
sebelum dipergunakan untuk keperluan operasi secara menyeluruh (Suryawiria,
1985) .
Sumber:
Anonim
a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online),
(http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses
tanggal 7 Februari 2008).
Anonim
b. 2007. Dunia Mikroba
Darkuni,
M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).
Malang: Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro,
D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
Kusnadi,
dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Schlegel,
Hans G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam.
Terjemahan Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Tarigan,
Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Thieman,
William J, and Michael A. Palladino. 2004. Introduction to Biotechnology.
New York: Benjamin Cummings.
Tim
Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar