Tidak cukup disitu, karena takut tertular, warga
desa tempat mereka tinggal tega mengucilkan mereka, dan pada puncaknya
warga desa tersebut mengusir mereka dari rumah tempat mereka tinggal.
Saya yakin siapapun yang membaca cerita ini akan
merasa simpati terhadap penderitaan Andy dan kakaknya. Tapi sebenarnya
bukanlah itu yang ingin saya tekankan disini. Sekarang lihatlah diri
kita, sudah banyak sekali nikmat
yang telah diberikan Allah kepada kita, kalau Andy
harus kehilangan Ibunya, ditinggalkan Ayahnya dan bahkan jiwanya
terancam Virus mematikan, kita masih punya Ayah dan Ibu, jasmani kita
masih segar-bugar. Kalau Aples harus merawat adiknya, berhenti dari
sekolah dan harus menghadapi usiran warga desa, kita masih bias hidup
tenang di rumah, masih bias belajar dan sekolah/kuliah tanpa harus
memikirkan usiran warga desa. Berkaca pada kisah kakak-beradik itu,
sungguh kita ini sangat beruntung.
Pertanyaannya, sudahkah kita bersyukur…..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar